![]() |
Kisah Sahabat Menuntut Balas Kepada Rasullullah SAW
|
Pada saat itu, tatkala Rasulullah SAW sakit keras, sakitnya
kian bertambah parah, dan Rasulullah SAW pergi ke mimbar, karena rumah Rasulullah
SAW dekat dengan masjid, pintunya keluar berhadapan langsung dengan shaf pertama. Ini adalah khutbah yang terakhir Rasululloh SAW, sebelum meninggal. Rasuluullah
SAW berkhutbah dihadapan sahabat untuk yang terakhir kalinya, ketika itu, Rasulullah
SAW digandeng oleh dua sahabat, berjalan dengan terseret seret, lalu Rasululloh
SAW berwasiat diantaranya: Rasulullah SAW memerintahkan kepada kaum muslimin
"Keluarkan orang-orang musrikin dari jazirah arab"
kemudaian rasullullah SAW juga mengatakan
"Hormati utusan-utusan, hargai utusan-utusan yang datang, tamu-tamu yang datang, beri mereka hadiah-hadiah sebagaimana dulu aku
melakukanya"
kemudian wasiat yang ketiga rasullullah SAW diam, atau
prawinya lupa, hadits ini diriwayatkan oleh imam bukhari.
Kemudian Rasullullah SAW diatas mimbar dihadapan manusia
rasulullah SAW untuk mengembalikan hak-hak manusia dihadapan para sahabatnya. Rasulullah
SAW bersabda:
"Barang siapa yang harta bendanya pernah aku ambil maka
sialhkan hari ini mengambil hartanya dariku, barang siapa yang pernah aku
sakiti barang siapa, yang pernah aku pukul, maka silahkan ia mengqisosku hari
ini"
Subhanallah, dihadapan para sahabat, ditengah sakitnya Rasullulah
SAW, Rasulullah SAW masih ingin memgembalikan hak-hak manusia ketika itu,
sahabat Rasulullah SAW semuanya tertunduk, menangis, siapa yang akan tega
menuntut Rasullulah SAW, siapa yang akan tega, akan berani menuntut balas, jika
Rasulullah SAW pernah memukulnya, tiba-tiba dalam isak tangis sahabat Rasulullah
SAW ketika itu, suasana yang sangat mencekam, yang sangat mengharukan, salah
seorang sahabat Ukasyah, Ukasyah Bin Mihshan RA berdiri lalu berkata kepada Rasulullah SAW
" Ya Rasulullah saya akan menuntut balas, Ya raulullah
dahulu engkau ketika meluruskan shaf, ketika meluruskan barisan, ketika engkau
meluruskan barisan diperang badar, engkau menusuk perutku, engkau menusuk
pinggangku dengan tongkatmu, maka hari ini aku akan menuntut balas"
sahabat tercengang, sahabat menangis, sahabat terisyak-isak,
kenapa ada seorang sahabat yang berani menuntut balas ketika itu, lalu
berdirilah Ali bin Abi Thalib RA, Ali bin Abi Thalib RA berdiri seraya berkata
"Saya yang akan mengantikanmu untuk diqishas ya Rasulullah, Saya yang akan
mengantikanmu untuk diqishas ya Rasulullah" Begitulah para sahabat, mereka
akan mengorbankan diri mereka, bahkan mereka akan mengorbankan jiwa dan raga
mereka, menjadikan diri mereka menjadi tameng bagi Rasululah SAW. Akan tetapi
Rasulullah SAW tidak mengizinkan Ali bin Abi Thalib RA, lalu Rasulullah SAW
memerintahkan ukasyah untuk maju,
“Majulah ukasyah RA”
lalu Rasululah SAW memberikan tongkat yang dulu pernah menusuk
perut ukasyah, kemudian ukasyah berkata.
" Ya Rasulullah SAW, dahulu ketika engkau menusuk
perutku, aku tidak memakai baju, maka aku juga akan menusuk perutmu tanpa alas
satupun”,
maka ketika itu rasulullah SAW menyingkap bajunya, sehingga
tampak kulit Rasulullah SAW, maka selangkah demi selangkah ukasyah maju
kemimbar, lalu tiba-tiba Ukasyah RA memeluk Rasululloh SAW menempelkan pipinya
kekulit Rasulullah SAW, lalu terisyak-isak, menangis,
“mersa diriku temusan untukku ya rasulullah, diriku temusan
untukku ya rasulullah, siapa yang akan berani mununtut balas, siapa yang akan
berani mengqishas Rasulullah SAW”.
Beliau Ukasyah RA hanya ingin memeluk Rasulullah SAW di
hari-hari terakhirnya, beliau hanya ingin memeluk orang yang paling mulia,
orang yang paling dicintai, orang yang akan ditebusnya jika itu bisa dengan
dirinya, Masjid ketika itu penuh dengan tangisan, semuanya menangis sedih,
orang yang mereka cintai dalam keadaan seperti itu. Kemudian Rasulullah SAW
melanjutkan "Siapa diantara kalian yang hartanya pernah aku ambil maka
silahkan hari ini mengambilnya, sebelum dimana tidak ada lagi dirham, tidak ada
lagi bisa mengembalikanya, kemudian seseorang berdiri, mengingatkan rasulullah
SAW pernah memakai hartanya sedikit, kemudian Rasulullah SAW memerintahkan Ali Bin
Abi Thalib untuk mengambil uang beberapa dirham untuk mengembalikanya harta
tersebut. Setelah itu Rasululloh SAW kembali kekamarnya. dan khutbah pun
ditutup setelah itu rasulullah SAW tidak pernah lagi naik kemimbar sampai
rosulullah SAW wafat.
Ini adalalah beberapa penggalan cerita kecil kisah Rasulullah SAW, betapa adilnya beliau sehingga di saat-saat beliau sakit parah, masih memikirkan hak-hak manusia. Dalam penulisan ini dimohon kritikanya kalau seandanya ada beberapa kekeliruan atau yang lainya, karena saya adalah manusia biasa yang tidak luput dari kekeliruan dan kesalahan.
0 comments:
Post a Comment